MAKALAH KIMIA
LAJU REAKSI
Guru pembimbing : Mariatul Khibtia S,Si.
Disusun oleh :
·
Aisyah kamelia
·
Leony damayanti
·
Nia felianti
·
Nindya nurul fauziah
·
Yessa tabah mustika
·
Bani fadhilah akbar
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah ini, kami susun untuk menambah pengetahuan, menambah wawasan, serta
memperdalam pemahaman kami dan teman – teman akan makalah ini.
Penyusunan makalah ini disesuaikan dengan kemampuan dasar
yang kami miliki dan disajikan secara sistematis, ringkas, dan mudah dipahami.
Penyajian makalah ini memiliki materi yang di tunjang setelah sebelumnya
melakukan penelitan perubahan entalpi standar. Dengan demikan, diharapkan
makalah ini tidak hanya sebagai tugas bagi kami, namun akan tetapi lebih
bersifat aplikatif yang dilandasi sikap kritis dan analitis.
Dengan tugas ini, kami berharap dapat menjadi lebih
mengerti tentang materi ini dan kami juga menyadari bahwa dalam penyusun
makalah ini tidak begitu bagus atau masih jauh dari kesempurnaan ini karena
kesempurnaan itu hanyalah milik Allah SWT
PENDAHULUAN
I.I LATAR BELAKANG
Proses berlangsungnya suatu reaksi kimia
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Suatu reaksi akan berlangsung secara cepat
apabila frekuensi tumbukan antar partikel dari zat-zat yang bereaksi sering
terjadi. Sebaliknya reaksi akan berlangsung secara lambat apabila hanya sedikit
partikel zat-zat yang bereaksi mengalami tumbukan. Beberapa faktor yang
mempengaruhi kinetika reaksi adalah konsentrasi, luas permukaan sentuhan, suhu,
dan katalis.
Menurut tumbukan, reaksi berlangsung sebagai hasil
tumbukan antar partikel pereaksi. Akan tetapi, tidaklah setiap tumbukan
menghasilkan reaksi, melainkan hanya tumbukan antar partikel yang memiliki
energi cukup serta arah tumbukan yang tepat. Dalam teori tumbukan, perubahan
jumlah molekul pereaksi dapat berpengaruh pada laju suatu reaksi. Kita telah
tahu bahwa jumlah mol spesi zat terlarut dalam 1 liter larutan dinamakan
konsetrasi molar.
1.2 LANDASAN TEORI
Laju reaksi dapat
dinyatakan sebagai berkurangnya jumlah (konsentrasi) pereaksi per satuan waktu
atau bertambahnya jumlah (konsentrasi) hasil reaksi per satuan waktu.Perubahan laju konsentrasi setiap unsur dibagi dengan
koefisiennya dalam persamaan yang seimbang/stoikiometri. Laju perubahan reaktan
muncul dengan tanda negatif dan laju perubahan produk dengan tanda positif.
Untuk reaksi yang umum:
aA + bB → cC + dD
Hukum laju,Dalam membahas reaksi
kesetimbangan kimia telah ditekankan bahwa reaksi ke kanan maupun ke kiri dapat
terjadi begitu produk terbentuk, produk ini dapat bereaksi kembali menghasilkan
reaktan semula.
Laju bersih ialah:
Laju bersih = laju ke kanan – laju ke kiri
Dapat dikatakan,
pengukuran konsentrasi memberikan laju bersih, bukannya sekedar laju ke kanan.
Bagaimanapun, sesaat sebelum reaksi yang dimulai dari reaktan murni,
konsentrasi reaktan jauh lebih tinggi dibandingkan produknya sehingga laju ke
kiri dapat diabaikan. Selain itu, banyak reaksi berlangsung sempurna
(K>>1) sehingga laju yang terukur hanyalah reaksi ke kanan atau
eksperimen dapat diatur agar produknya dapat dialihkan jika terbentuk. Dalam
subbab ini, persamaan diberikan pada laju ke kanan saja.
terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi laju reaksi diantaranya adalah
1.
Konsentrasi pereaksi
Larutan dengan konsentrasi yang besar (pekat) mengandung
partikel yang lebih rapat, jika dibandingkan dengan larutan encer. Semakin
tinggi konsentrasi berarti semakin banyak molekul-molekul dalam setiap satuan
luas ruangan, akibatnya tumbukan antar molekul makin sering terjadi dan reaksi
berlangsung semakin cepat.makin besar konsentrasi maka reaksi akan semakin
cepat berlangsung sebab tumbukan akan semakin sering terjadi,sebab molekul
makin berdekatan.dan bila molekul semakin banyak(konsentrasi bertambah),maka
jumlah molekul yang dapat mencapai kompleks teraktifkan semakin banyak.tetapi
bila orde reaksi adalah nol,maka perubahan konsenstrasi tidak berpengaruh terhadap
laju.
2.
Luas permukaan dan keadaan zat
tumbukan berlangsung pada bagian permukaan zat. Padatan
berbentuk serbuk halus permukaan sentuhan.Suatu zat akan bereaksi apabila
bercampur dan bertumbukan. Pada pencampuran reaktan yang terdiri dari dua fasa
atau memiliki luas permukaan bidang sentuh yang lebih besar daripada padatan
berbentuk lempeng atau butiran. Semakin luas permukaan partikel, maka frekuensi
tumbukan kemungkinan akan semakin tinggi sehingga reaksi dapat berlangsung
lebih cepat,contohnya sepertu serbuk besi lebih mudah cepat berkarat dibanding
paku besi.keadaan wujud zat juga mempengaruhi laju,zat cair lebih cepat
bereaksi dibanding zat padat,begitupun gas lebih cepat dibandingkan cairan.umumnya
zat yang berikatan ion lebih cepat bereaksi dibandingkan yang berikatan kovalen
3.
Suhu
Setiap partikel selalu bergerak. Dengan naiknya suhu,
energi gerak (kinetik) partikel ikut meningkat sehingga makin banyak partikel
yang memiliki energi kinetik di atas harga energi aktivasi (Ea), sehingga
reaksi dapat berlangsung semakin cepat.jumlah molekul yang dapat mencapai
kompleks teraktifkan memproleh Ea cukup,semakin banyak Ea semakin mudah
dicapai.umumnya laju reaksi akan meningkat 2 kali,bila suhu sistem naik sebesar
10 derajat celcius
4.
Katalisator
Katalis adalah zat yang
dapat memperbesar laju reaksi, tetapi tidak mengalamiperubahan kimia secara
permanen, sehingga pada akhir reaksi zat tersebut dapat diperoleh kembali.
Katalis dapat mempercepat laju reaksi,karena dapat menimbulkan energi aktivasi.
Energi aktivasi adalah energi minimum yang harus dilampaui agar reaksi dapat
berlangsung.Katalis adalah suatu zat yang mempercepat suatu laju reaksi,
namun ia sendiri, secara kimiawi, tidak berubah pada akhir reaksi. Ketika
reaksi selesai, maka akan didapatkan kembali massa katalasis yang sama seperti
pada awal ditambahkan.Katalis dapat dibagi berdasarkan dua tipe dasar, yaitu
reaksi heterogen dan reaksi homogen. Didalam reaksi heterogen, katalis berada
dalam fase yang berbeda dengan reaktan. Sedangkan pada dalam reaksi homogen,
katalis berada dalam fase yang sama dengan reaktan.Jika kita melihat suatu
campuran dan dapat melihat suatu batas antara dua komponen, dua komponen itu
berada dalam fase yang berbeda. Campuran antara padat dan cair terdiri dari dua
fase. Campuran antara beberapa senyawa kimia dalam satu larutan terdiri hanya
dari satu fase, karena kita tidak dapat melihat batas antara senyawa-senyawa
kimia tersebut.Fase berbeda denga istilah keadaan fisik (padat, cair dan gas).
Fase dapat juga meliputi padat, cair dan gas, akan tetapi lebih sedikit luas.
Fase juga dapat diterapkan dalam dua zat cair dimana keduanya tidak saling
melarutkan (contoh, minyak dan air).
Tumbukan-tumbukan akan menghasilkan reaksi jika
partikel-partikel bertumbukan dengan energi yang cukup untuk memulai suatu
reaksi. Energi minimum yang diperlukan disebut dengan reaksi aktivasi energi.
1.3 ALAT DAN BAHAN
Alat :
1) Gelas kimia
2) Tabung reaksi
3) Penjepit
4) Pipet
5) Neraca
6) Stopwatch
7) Rak tabung reaksi
8) Gelas ukur
9) Batang pengaduk
Bahan:
1) Vitamin c (CDR)
2) Air panas
3) Air biasa
4) Garam (NaCl)
5) Air aquades
6) HCl 32% dan HCl 1,8%
7) Pita Magnesium
1.4 PROSEDUR / CARA KERJA
Percobaan 1 (pengaruh luas permukaan terhadap laju
reaksi)
·
Siapkan 2 buah gelas.
·
Isilah 2 buah gelas tersebut dengan air dan samakan volumenya.
·
Potong tablet CDR menjadi 2 bagian yang sama besar.
·
Jika sudah menjadi 2 potong, geruslah 1 potong dengan sendok dan
biarkan 1 potong yang lain tetap utuh.
·
Masukanlah potongan CDR yang sudah digerus dan yang masih utuh
ke dalam air dalam waktu yang bersamaan.
·
Hitunglah waktu pelarutan air dengan CDR yang sudah digerus dan
yang masih utuh sampai larut sempurna menggunakan stopwatch.
Percobaan 2 (pengaruh suhu terhadap laju reaksi)
·
Siapkan 2 buah gelas.
·
Timbanglah garam dengan neraca
·
Tuanglah air panas ke dalam gelas 1 dan air biasa ke gelas yang
lainnya.
·
Siapkan 2 sendok garam
·
Masukkan ke dalam gelas masing-masing 1 sendok di waktu yang
bersamaan.
·
Aduk dengan sendok dan tunggu sampai larut.
·
Hitunglah waktu garam yang dimasukan ke dalam air panas dan air
dingin hingga larut sempurna.
Percobaan 3 (pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi)
1. Ambil 5
mL larutan HCl 32% dan HCl 1,8% , kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi.
2. Ambil
1 cm pita Mg, masukkan ke dalam masing masing tabung reaksi yang berisi larutan
HCl.
3. Hidupkan
stopwatch pada saat pita Magnesium menyentuh larutan.
4. Amati
reaksi yang terjadi.
5. Maatikan
stopwatch pada saat pita Mg habis.
6. Catat
waktu yang diperlukan untuk reaksi.
1.5
HASIL PENGAMATAN
Percobaan 1
BAHAN
|
WAKTU
|
Serbuk
|
12 detik
|
Tablet
|
1 menit 18 detik
|
Percobaan 2
BAHAN
|
WAKTU
|
Air panas + garam
|
8 menit 38 detik
|
Air aquades + garam
|
10 menit 24 detik
|
Percobaa 3
BAHAN
|
WAKTU
|
HCL 32 % + Mg
|
1 menit
|
HCL 1,8 % + Mg
|
11 menit 48 detik
|
1.6
PEMBAHASAN
Luas permukaan dapat
mempengaruhi laju reaksi suatu zat. Karena, suatu zat padat akan lebih cepat
bereaksi jika permukaanya diperluas. Maka dari itu jika kita ingin melarutkan
CDR dan dengan waktu yang singkat kita harus mengerusnya terlebih dahulu.
Mengapa demikian?
Dengan mengubahnya
menjadi serbuk, atau serpihan kecil yang banyak menyebabkan bertambahnya luas
permukaan dari CDR yang nantinya bersentuhan dengan air. Menurut teori tumbukan
pun semakin banyak permukaan yang bersentuhan dengan partikel larutan, maka
peluang terjadinya reaksi semakin banyak sehingga reaksi antara zat dengan
larutan semakin cepat. Berbeda dengan tablet CDR yang masuh utuh. Tablet CDR
yang masih utuh mempunyai luas permukaan yang lebih kecil dari luas permukaan
CDR yang sudah menjadi bubuk. Maka luas permukaan yang bersentuhan pun lebih
sedikit dan menyebabkan pelarutan berjalan lebih lama.
Begitu juga dengan
suhu. Suhu sangat berpengaruh terhadap laju reaksi. Jika suatu suhu dinaikkan,
maka akan terjadi penambahan energi sehingga pergerakan partikel menjadi lebih
cepat. Akibatnya, semakin banyak tumbukan antarmolekul pereaksi sehingga reaksi
akan berlangsung cepat. Oleh karena itu, jika kita melarutkan garam ke dalam
air panas molekul-molekul garam dengan molekul-molekul pada air panas akan
bergerak lebih cepat dan mengakibatkan banyak tumbukan antara molekul air panas
dengan molekul garam maka pelarutan pun lebih cepat terjadi. Berbeda dengan garam
yang dilarutkan dengan air bersuhu normal yang tidak mengalami pertambahan
kecepatan pergerakan partikel. Sehingga tumbukan yang terjadi pun berjalan
lambat dan menyebabkan garam larut dengan waktu yang lama.
Kenaikan suhu juga
mengakibatkan bertambahnya energi kinetik molekul-molekul dalam suatu zat
pereaksi sehingga energi kinetiknya lebih besar dari harga energy aktifasinya.
Hal itu dijelaskan oleh Svante Arhenium dengam menggunakan persamaan hubungan
suhu dengan energi aktifasi. Dan dari persamaan tersebut dapat disimpulkan
bahwa kenaikan suhu berbanding terbalik dengan energi aktifasi.
Pada percobaan ke 3 dijelaskan bahwa,
Persamaan laju reaksi HCl dan pita
Magnesium
2HCl + Mg → MgCl2 + H2
Dari data tabel diatas dapat kita lihat
bahwa reaksi antara pita Magnesium dangan konsentrasi HCl 32%, akan lebih cepat
habis dari pada reaksi pita Magnesium dengan konsentrasi HCl 1,8% waktu
yang diperlukan agar pita Magnesium habis lebih lama dari reaksi pita Magnesium
dengan konsentrasi HCl 1,8%. Dari grafik juga menunjukkan jika semakin tinggi
konsentrasi suatu zat maka laju reaksinya akan semakin cepat dan sebaliknya
apabila semakin rendah konsentrasi suatu zat maka laju reaksinya akan semakin
lambat. Itu menunjukkan bahwa hubungan antara konsentrasi dan laju reaksi suatu
zat berbanding lurus.
Jadi, konsentrasi sangat berpengaruh
terhadap laju reaksi karena semakin tinggi konsentrasi HCl, maka semakin cepat
pita Magnesium habis bereaksi dan sebaliknya apabila semakin rendah
konsentrasi HCl, maka semakin lambat pita Magnesium habis bereaksi.
Persamaan reaksi antara HCl
dan Pita Magnesium
Dari hasil percobaan yang kami lakukan,
yaitu dengan memasukkan 1cm pita Magnesium ke dalam larutan HCl, kita melakukan
percobaan sebanyak 2 kali dengan perbedaan konsentrasi larutan yaitu larutan
HCl 32%, larutan HCl 1.8%.
Persamaan reaksi dari HCl dan pita
Magnesium adalah
Mg + 2HCl → MgCl2 + H2
Dari persamaan diatas dapat kita lihat
dengan mereaksikan 1cm pita Magnesium (Mg) kedalam larutan HCl, maka akan
menghasilkan MgCl2 dan H2.
KESIMPULAN
Dari data percobaan 1
dan 2 disimpulkan bahwa,Luas permukaan dan suhu merupakan aspek penting yang
harus di perhatian untuk melarutkan suatu zat. Karena luas permukaan dan suhu
sangatlah berpengaruh terhadap laju reaksi. Semakin besar luas permukaan suatu
zat akan semakin cepat laju reaksinya. Dan juga semakin tinggi suhu zat
pereaksi akan semakin cepat laju reaksinya.
Dari data percobaan ke
3 diatas membuktikan bahwa konsentrasi pereaksi sangat mempengaruhi laju reaksi
suatu zat. Jika konsentrasi suatu zat tinggi maka laju reaksi semakin cepat,
sedangkan semakin kecil konsentrasi suatu zat maka laju reaksinya akan semakin
lambat.
DAFTAR
PUSTAKA
https://www.google.co.id/amp/s/nindyparamitha.wordpress.com/2012/02/20/praktikum-kimia-kelas-xi/amp/
Tidak ada komentar:
Write komentar