Selasa, 19 Desember 2017

CONTOH MAKALAH KIMIA LAJU REAKSI

MAKALAH  KIMIA
LAJU REAKSI
Guru pembimbing : Mariatul Khibtia S,Si.

Hasil gambar untuk Logo man 19
Disusun oleh :
·        Aisyah kamelia
·        Leony damayanti
·        Nia felianti
·        Nindya nurul fauziah
·        Yessa tabah mustika
·        Bani fadhilah akbar







KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini, kami susun untuk menambah pengetahuan, menambah wawasan, serta memperdalam pemahaman kami dan teman – teman akan makalah ini.
Penyusunan makalah ini disesuaikan dengan kemampuan dasar yang kami miliki dan disajikan secara sistematis, ringkas, dan mudah dipahami. Penyajian makalah ini memiliki materi yang di tunjang setelah sebelumnya melakukan penelitan perubahan entalpi standar. Dengan demikan, diharapkan makalah ini tidak hanya sebagai tugas bagi kami, namun akan tetapi lebih bersifat aplikatif yang dilandasi sikap kritis dan analitis.
Dengan tugas ini, kami berharap dapat menjadi lebih mengerti tentang materi ini dan kami juga menyadari bahwa dalam penyusun makalah ini tidak begitu bagus atau masih jauh dari kesempurnaan ini karena kesempurnaan itu hanyalah milik Allah SWT















PENDAHULUAN

I.I LATAR BELAKANG

Proses berlangsungnya  suatu reaksi kimia dipengaruhi oleh beberapa faktor. Suatu reaksi akan berlangsung secara cepat apabila frekuensi tumbukan antar partikel dari zat-zat yang bereaksi sering terjadi. Sebaliknya reaksi akan berlangsung secara lambat apabila hanya sedikit partikel zat-zat yang bereaksi mengalami tumbukan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kinetika reaksi adalah konsentrasi, luas permukaan sentuhan, suhu, dan katalis.
Menurut tumbukan, reaksi berlangsung sebagai hasil tumbukan antar partikel pereaksi. Akan tetapi, tidaklah setiap tumbukan menghasilkan reaksi, melainkan hanya tumbukan antar partikel yang memiliki energi cukup serta arah tumbukan yang tepat. Dalam teori tumbukan, perubahan jumlah molekul pereaksi dapat berpengaruh pada laju suatu reaksi. Kita telah tahu bahwa jumlah mol spesi zat terlarut dalam 1 liter larutan dinamakan konsetrasi molar.










1.2  LANDASAN TEORI
Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai berkurangnya jumlah (konsentrasi) pereaksi per satuan waktu atau bertambahnya jumlah (konsentrasi) hasil reaksi per satuan waktu.Perubahan laju konsentrasi setiap unsur dibagi dengan koefisiennya dalam persamaan yang seimbang/stoikiometri. Laju perubahan reaktan muncul dengan tanda negatif dan laju perubahan produk dengan tanda positif.
Untuk reaksi yang umum:
aA + bB → cC + dD

Hukum laju,Dalam membahas reaksi kesetimbangan kimia telah ditekankan bahwa reaksi ke kanan maupun ke kiri dapat terjadi begitu produk terbentuk, produk ini dapat bereaksi kembali menghasilkan reaktan semula.
Laju bersih ialah:
Laju bersih = laju ke kanan – laju ke kiri
Dapat dikatakan, pengukuran konsentrasi memberikan laju bersih, bukannya sekedar laju ke kanan. Bagaimanapun, sesaat sebelum reaksi yang dimulai dari reaktan murni, konsentrasi reaktan jauh lebih tinggi dibandingkan produknya sehingga laju ke kiri dapat diabaikan. Selain itu, banyak reaksi berlangsung sempurna (K>>1) sehingga laju yang terukur hanyalah reaksi ke kanan atau eksperimen dapat diatur agar produknya dapat dialihkan jika terbentuk. Dalam subbab ini, persamaan diberikan pada laju ke kanan saja.
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi laju reaksi diantaranya adalah
1.      Konsentrasi pereaksi
Larutan dengan konsentrasi yang besar (pekat) mengandung partikel yang lebih rapat, jika dibandingkan dengan larutan encer. Semakin tinggi konsentrasi berarti semakin banyak molekul-molekul dalam setiap satuan luas ruangan, akibatnya tumbukan antar molekul makin sering terjadi dan reaksi berlangsung semakin cepat.makin besar konsentrasi maka reaksi akan semakin cepat berlangsung sebab tumbukan akan semakin sering terjadi,sebab molekul makin berdekatan.dan bila molekul semakin banyak(konsentrasi bertambah),maka jumlah molekul yang dapat mencapai kompleks teraktifkan semakin banyak.tetapi bila orde reaksi adalah nol,maka perubahan konsenstrasi tidak berpengaruh terhadap laju.
2.      Luas permukaan dan keadaan zat

tumbukan berlangsung pada bagian permukaan zat. Padatan berbentuk serbuk halus permukaan sentuhan.Suatu zat akan bereaksi apabila bercampur dan bertumbukan. Pada pencampuran reaktan yang terdiri dari dua fasa atau memiliki luas permukaan bidang sentuh yang lebih besar daripada padatan berbentuk lempeng atau butiran. Semakin luas permukaan partikel, maka frekuensi tumbukan kemungkinan akan semakin tinggi sehingga reaksi dapat berlangsung lebih cepat,contohnya sepertu serbuk besi lebih mudah cepat berkarat dibanding paku besi.keadaan wujud zat juga mempengaruhi laju,zat cair lebih cepat bereaksi dibanding zat padat,begitupun gas lebih cepat dibandingkan cairan.umumnya zat yang berikatan ion lebih cepat bereaksi dibandingkan yang berikatan kovalen
3.      Suhu
Setiap partikel selalu bergerak. Dengan naiknya suhu, energi gerak (kinetik) partikel ikut meningkat sehingga makin banyak partikel yang memiliki energi kinetik di atas harga energi aktivasi (Ea), sehingga reaksi dapat berlangsung semakin cepat.jumlah molekul yang dapat mencapai kompleks teraktifkan memproleh Ea cukup,semakin banyak Ea semakin mudah dicapai.umumnya laju reaksi akan meningkat 2 kali,bila suhu sistem naik sebesar 10 derajat celcius
4.      Katalisator
Katalis adalah zat yang dapat memperbesar laju reaksi, tetapi tidak mengalamiperubahan kimia secara permanen, sehingga pada akhir reaksi zat tersebut dapat diperoleh kembali. Katalis dapat mempercepat laju reaksi,karena dapat menimbulkan energi aktivasi. Energi aktivasi adalah energi minimum yang harus dilampaui agar reaksi dapat berlangsung.Katalis adalah suatu zat yang mempercepat suatu laju reaksi, namun ia sendiri, secara kimiawi, tidak berubah pada akhir reaksi. Ketika reaksi selesai, maka akan didapatkan kembali massa katalasis yang sama seperti pada awal ditambahkan.Katalis dapat dibagi berdasarkan dua tipe dasar, yaitu reaksi heterogen dan reaksi homogen. Didalam reaksi heterogen, katalis berada dalam fase yang berbeda dengan reaktan. Sedangkan pada dalam reaksi homogen, katalis berada dalam fase yang sama dengan reaktan.Jika kita melihat suatu campuran dan dapat melihat suatu batas antara dua komponen, dua komponen itu berada dalam fase yang berbeda. Campuran antara padat dan cair terdiri dari dua fase. Campuran antara beberapa senyawa kimia dalam satu larutan terdiri hanya dari satu fase, karena kita tidak dapat melihat batas antara senyawa-senyawa kimia tersebut.Fase berbeda denga istilah keadaan fisik (padat, cair dan gas). Fase dapat juga meliputi padat, cair dan gas, akan tetapi lebih sedikit luas. Fase juga dapat diterapkan dalam dua zat cair dimana keduanya tidak saling melarutkan (contoh, minyak dan air).
Tumbukan-tumbukan akan menghasilkan reaksi jika partikel-partikel bertumbukan dengan energi yang cukup untuk memulai suatu reaksi. Energi minimum yang diperlukan disebut dengan reaksi aktivasi energi.


1.3  ALAT DAN BAHAN
Alat :
1)      Gelas kimia
2)      Tabung reaksi
3)      Penjepit
4)      Pipet
5)      Neraca
6)      Stopwatch
7)      Rak tabung reaksi
8)      Gelas ukur
9)      Batang pengaduk

Bahan:
1)      Vitamin c (CDR)
2)      Air panas
3)      Air biasa
4)      Garam (NaCl)
5)      Air aquades
6)      HCl 32% dan HCl 1,8%
7)      Pita Magnesium

1.4   PROSEDUR / CARA KERJA
Percobaan 1 (pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi)
·         Siapkan 2 buah gelas.
·         Isilah 2 buah gelas tersebut dengan air dan samakan volumenya.
·         Potong tablet CDR menjadi 2 bagian yang sama besar.
·         Jika sudah menjadi 2 potong, geruslah 1 potong dengan sendok dan biarkan 1 potong yang lain tetap utuh.
·         Masukanlah potongan CDR yang sudah digerus dan yang masih utuh ke dalam air dalam waktu yang bersamaan.
·         Hitunglah waktu pelarutan air dengan CDR yang sudah digerus dan yang masih utuh sampai larut sempurna menggunakan stopwatch.

Percobaan 2 (pengaruh suhu terhadap laju reaksi)
·         Siapkan 2 buah gelas.
·         Timbanglah garam dengan neraca
·         Tuanglah air panas ke dalam gelas 1 dan air biasa ke gelas yang lainnya.
·         Siapkan 2 sendok garam
·         Masukkan ke dalam gelas masing-masing 1 sendok di waktu yang bersamaan.
·          Aduk dengan sendok dan tunggu sampai larut.
·         Hitunglah waktu garam yang dimasukan ke dalam air panas dan air dingin hingga larut sempurna.





Percobaan 3 (pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi)
1.     Ambil 5 mL larutan HCl 32% dan HCl 1,8% , kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi.
2.      Ambil 1 cm pita Mg, masukkan ke dalam masing masing tabung reaksi yang berisi larutan HCl.
3.      Hidupkan stopwatch pada saat pita Magnesium menyentuh larutan.
4.      Amati reaksi yang terjadi.
5.      Maatikan stopwatch pada saat pita Mg habis.
6.      Catat waktu yang diperlukan untuk reaksi.





















1.5           HASIL PENGAMATAN

Percobaan 1
BAHAN
WAKTU
Serbuk
12 detik
Tablet
1 menit 18 detik


Percobaan 2
BAHAN
WAKTU
Air panas + garam
8  menit 38 detik
Air aquades + garam
10 menit 24 detik


Percobaa 3
BAHAN
WAKTU
HCL 32 % + Mg
1 menit
HCL 1,8 % + Mg
11 menit 48 detik


























1.6 PEMBAHASAN
            Luas permukaan dapat mempengaruhi laju reaksi suatu zat. Karena, suatu zat padat akan lebih cepat bereaksi jika permukaanya diperluas. Maka dari itu jika kita ingin melarutkan CDR dan dengan waktu yang singkat kita harus mengerusnya terlebih dahulu. Mengapa demikian?
            Dengan mengubahnya menjadi serbuk, atau serpihan kecil yang banyak menyebabkan bertambahnya luas permukaan dari CDR yang nantinya bersentuhan dengan air. Menurut teori tumbukan pun semakin banyak permukaan yang bersentuhan dengan partikel larutan, maka peluang terjadinya reaksi semakin banyak sehingga reaksi antara zat dengan larutan semakin cepat. Berbeda dengan tablet CDR yang masuh utuh. Tablet CDR yang masih utuh mempunyai luas permukaan yang lebih kecil dari luas permukaan CDR yang sudah menjadi bubuk. Maka luas permukaan yang bersentuhan pun lebih sedikit dan menyebabkan pelarutan berjalan lebih lama.
            Begitu juga dengan suhu. Suhu sangat berpengaruh terhadap laju reaksi. Jika suatu suhu dinaikkan, maka akan terjadi penambahan energi sehingga pergerakan partikel menjadi lebih cepat. Akibatnya, semakin banyak tumbukan antarmolekul pereaksi sehingga reaksi akan berlangsung cepat. Oleh karena itu, jika kita melarutkan garam ke dalam air panas molekul-molekul garam dengan molekul-molekul pada air panas akan bergerak lebih cepat dan mengakibatkan banyak tumbukan antara molekul air panas dengan molekul garam maka pelarutan pun lebih cepat terjadi. Berbeda dengan garam yang dilarutkan dengan air bersuhu normal yang tidak mengalami pertambahan kecepatan pergerakan partikel. Sehingga tumbukan yang terjadi pun berjalan lambat dan menyebabkan garam larut dengan waktu yang lama.
            Kenaikan suhu juga mengakibatkan bertambahnya energi kinetik molekul-molekul dalam suatu zat pereaksi sehingga energi kinetiknya lebih besar dari harga energy aktifasinya. Hal itu dijelaskan oleh Svante Arhenium dengam menggunakan persamaan hubungan suhu dengan energi aktifasi. Dan dari persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa kenaikan suhu berbanding terbalik dengan energi aktifasi.


Pada percobaan ke 3 dijelaskan bahwa,
Persamaan laju reaksi HCl dan pita Magnesium
2HCl  + Mg → MgCl2 + H2

Dari data tabel diatas dapat kita lihat bahwa reaksi antara pita Magnesium dangan konsentrasi HCl 32%, akan lebih cepat habis dari pada reaksi pita Magnesium dengan konsentrasi HCl 1,8% waktu yang diperlukan agar pita Magnesium habis lebih lama dari reaksi pita Magnesium dengan konsentrasi HCl 1,8%. Dari grafik juga menunjukkan jika semakin tinggi konsentrasi suatu zat maka laju reaksinya akan semakin cepat dan sebaliknya apabila semakin rendah konsentrasi suatu zat maka laju reaksinya akan semakin lambat. Itu menunjukkan bahwa hubungan antara konsentrasi dan laju reaksi suatu zat berbanding lurus.
Jadi, konsentrasi sangat berpengaruh terhadap laju reaksi karena semakin tinggi konsentrasi HCl, maka semakin cepat pita  Magnesium habis bereaksi dan sebaliknya apabila semakin rendah konsentrasi HCl, maka semakin lambat pita Magnesium habis bereaksi.
Persamaan  reaksi antara HCl dan  Pita Magnesium
Dari hasil percobaan yang kami lakukan, yaitu dengan memasukkan 1cm pita Magnesium ke dalam larutan HCl, kita melakukan percobaan sebanyak 2 kali dengan perbedaan konsentrasi larutan yaitu larutan HCl 32%, larutan HCl 1.8%.

Persamaan reaksi dari HCl dan pita Magnesium adalah
Mg + 2HCl → MgCl2 + H2
Dari persamaan diatas dapat kita lihat dengan mereaksikan 1cm pita Magnesium (Mg) kedalam larutan HCl, maka akan menghasilkan MgCl2 dan H2.




















KESIMPULAN
            Dari data percobaan 1 dan 2 disimpulkan bahwa,Luas permukaan dan suhu merupakan aspek penting yang harus di perhatian untuk melarutkan suatu zat. Karena luas permukaan dan suhu sangatlah berpengaruh terhadap laju reaksi. Semakin besar luas permukaan suatu zat akan semakin cepat laju reaksinya. Dan juga semakin tinggi suhu zat pereaksi akan semakin cepat laju reaksinya.

            Dari data percobaan ke 3 diatas membuktikan bahwa konsentrasi pereaksi sangat mempengaruhi laju reaksi suatu zat. Jika konsentrasi suatu zat tinggi maka laju reaksi semakin cepat, sedangkan semakin kecil konsentrasi suatu zat maka laju reaksinya akan semakin lambat.

























DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:
Write komentar